Sudah saatnya lembaga pendidikan Islam untuk bangkit

“FKDT dan badko TPQ diharapkan bisa menjadi lembaga pelatihan khusus calon ustadz madin dan pondok pesantren, maupun calon guru TPQ. Hal ini untuk menjawab image masyarakat yang masih memandang lembaga pendidikan Islam adalah sekolah yang “kurang” bermutu, tidak berkualitas, dan lulusannya kurang mempunyai daya saing,” demikian ajakan kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas, Drs. H. Bambang Sucipto, dalam sambutan pembukaannya dalam kegiatan Workshop Peningkatan Mutu Tata Kelola Lembaga Pendidikan Keagamaan.

Workshop diselenggarakan pada hari selasa tanggal 15 Juni 2015 bertempat di de Garden hall and resto Purwokerto. Peserta workshop berjumlah 91 orang yang terdiri dari pengelola madin, TPQ, dan penyelenggara program wajar dikdas pondok pesantren Salafiyah se Kabupaten Banyumas.

Beliau menambahkan bahwa ada lima sumber permasalahan pada tata kelola lembaga pendidikan Islam, yaitu : manajemen pengelolaan, kepemimpinan, sumber daya, pendanaan, dan mutu output. Menyoroti tentang mutu output, beliau mengemukakan fakta bahwa sejatinya lembaga pendidikan Islam umumnya tidak profit oriented, jadi model pendidikan yang dijalankan terkesan apa adanya. Beliau mencetuskan ide tentang perlunya “kontrak prestasi” yang disepakati antara penyelenggara pendidikan dengan para orang tua/ wali murid/santri, sehingga kedua belah pihak menyepakati model pendidikan yang akan dijalankan untuk mencapai standar prestasi yang ditentukan dan tentunya berkenaan dengan pendanaan untuk menjalankan model tersebut.

Hadir dalam workshop tersebut beberapa narasumber yaitu : Drs. H. Bambang Sucipto, M.Pd.I dan Drs. H. Akhsin Aedi, M.Ag dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas, Fendy Rudianto, SE dari Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, dan Dr. H. Ridwan, M.Ag   dari IAIN Purwokerto.

Open chat
1
Selamat Pagi
Scan the code
Assalamu'alaikum
kementerian Agama Kabupaten Banyumas